“Kamu nanya kenapa dunia memperlakukanmu seperti itu?”
“Kamu nanya kenapa kamu banyak bertanya?”
“Kamu nanya kenapa banyak sekali orang-orang yang bertanya?”
Fenomena 'Kamu nanya' sepertinya tidak asing di telinga warga medsos karena terlalu banyak berseliweran, meskipun tidak sedikit fenomena ini membuat kesal seseorang yang diajak bicara karena ujungnya akan dijawab 'Kamu nanya?' yaakan? Bener ga tuh?.
Meskipun demikian hal ini juga menimbulkan pro dan kontra atas apa yang terjadi, yaaa maklumlah beda kepala tentu beda sudut pandang. Kalau sudut pandangnya sama semua ga seru kan? Tidak akan ada yang menukar pemikiran yaa kan?. Tapi tenang, bukan itu yang dimaksud akan tetapi esensi bertanya. Iyap, kapan terakhir kali bertanya?
Ada istilah “malu bertanya sesat dijalan” akan tetapi secara basic bertanya Ketika ada yang tidak dimengerti, terkadang mengajukan pertanyaan hanya ada dua pilihan yakni benar-benar tidak tau dan memang hanya ingin menguji saja.
Ingatkah cerita tentang sapi betina, mereka bertanya harus sapi yang seperti apa? Tua atau muda? Warna apa?, tidak apa apa bertanya tapi ga kayak gini jugaaa yak, ingat juga ga sesuatu yang berlebihan tidak disukai. Esensi bertanya sangat baik bahkan dianjurkan, dan semoga tidak ada cerita Al-Baqarah versi kedua hehe.